1.
Pengertian
Media Pengajaran Bahasa Arab
Kata media berasal dari bahasa latin Medium yang secara
harfiah berarti tengah, perantara atau pengantaran. Sedangkan dalam bahasa arab
adalah wasail yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.[1]
Sedangkan
menurut para ahli, media merupakan:
- Atwi Suparman; Alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
- AECT (association of education and communication technology);
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan
informasi.
- Heinich dkk; perantara yang mengantarkan informasi antara sumber
dan penerima.
Dan dalam aktifitas pengajaran, media dapat
didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan
dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa.
Sedangkan Arif S. Sadiman dkk. (2003:6) dalam
bukunya“Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatanya”
menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatiaan dan minat serta perhatiaan siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.[2]
Berdasarkan definisi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang terencana,
terprogram dan bertujuan untuk mengantarkan pesan atau isi pelajaran sehingga
dapat merangsang minat, pikiran, perhatian, perasaan, dan prilaku siswa dalam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Jadi media pembelajaran bahasa arab adalah media pembelajaran yang
terencana, terprogram dan bertujuan agar pesan materi bahasa arab bisa dengan
mudah dimengerti siswa dan mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.
2.
Urgensi
Media dalam Pengajaran Bahasa Arab
Ada beberapa alasan mengapa media dipandang
memiliki urgensi yang tinggi dalam pengajaran. John M. Lannon , mengungkapkan
bahwa media pengajaran khusunya alat-alat pandang dapat :
1.
Menarik
perhatian siswa;
2.
Membantu
untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran;
3.
Memberikan
data yang kuat atau terpercaya;
4.
Memadatkan
informasi;
5.
Memudahkan
menafsirkan data;
6.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis ( bersifat tak jelas);
7.
Mengatasi keterbatasan ruang;
8.
Pembelajaran
lebih komunikatif dan produtif;
9.
Waktu
pembelajaran bisa dikondisikan
10. Menghilangkan
kebosanan siswa dalam belajar;
11. Meningkatkan
motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu (bahasa Arab);
12. Melayani
gaya belajar siswa yang beraneka ragam;
13. Meningkatkan
kadar keaktifan/keterlibatan siswa.[3]
3.
Asas
dan Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
Menurut Abdul Hamid (2008:163) dalam pembelajaran
bahasa arab asas yang dianjurkan untuk digunakan adalah asas kebermaknaan,
konsep penting yang mendasari asas ini adalah :
a.
Bahasa
merupakan alat untuk mengngkapkan makna yang diwujudkan melalui kosakata dan
tata bahasa. Dengan demikian, kosakata dan tata bahasa berperan sebagai alat
pengungkapan makna yang berupa gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan.
b.
Makna
ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep
dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang harus
didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c.
Makna dapat
diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik lisan maupun tulisan. Suatu
ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat
ungkapan digunakan. Keberagaman ungkapan diakui kebenarannya dalam bentuk
bahasa lisan dan tulisan.
d.
Belajar
bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa yang dipelajari
(bahasa sasaran), baik secara lisan maupun tulisan. Belajar berkomunikasi ini
perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa tersebut.
e.
Motivasi
belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan
belajar. Motivasi ini banyak ditentukan oleh tingkat kebermaknaan bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain,
kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang
amat penting dalam memotivasi siswa untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
f.
Bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan
dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai dan masa depan siswa. Oleh
karena itu faktor-faktor tersebut harus dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan mengenai pembelajaran bahasa arab agar lebih bermakna
bagi siswa.
g.
Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa harus diperlakukan sebagai subyek utama, bukan
hanya sebagai obyek, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu
siswa mengembangkan ketrampilan berbahasa.[4]
Ada
beberapa landasan teoritis yang dijadikan sandaran oleh guru bahasa Arab dalam
mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT, di antara sebagai berikut:
a. Teori behaviorisme.
Pengembangan
media pembelajaran berbasis ICT (sesuai tori ini) harus mengacu pada stimulus
(al-muthi>r) dan respon (al-istija>bah). Artinya, media pembelajaran ICT
yang akan dikembangkan lebih banyak digunakan untuk melakukan drill and
practice dalam mengembangkan skill bahasa Arab.
b.
Teori Belajar
Konstruktivisme.
Teori
ini menekankan betapa pentingnya siswa membangun representasi realitas mereka
sendiri. “secara perorangan para pembelajar harus menemukan dan mengubah
informasi kompleks jika mereka ingin menguasai informasi tersebut. Teori ini
juga mengarahkan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan teori psikologi ini, Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT kelak dimanfaatkan untuk membantu siswa menemukan dan merumuskan pengetahuannya melalui interaksi dan eksplorasi sumber-sumber belajar.
Berdasarkan teori psikologi ini, Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT kelak dimanfaatkan untuk membantu siswa menemukan dan merumuskan pengetahuannya melalui interaksi dan eksplorasi sumber-sumber belajar.
c. Teori
Socio-Constructivisme.
Construktivisme
menekankan peran pembelajar dalam mengonstruk makna melalui masukan linguistic
yang ada dan pentingnyainteraksi social dalam menciptakan sebuah system
linguistic baru.
Melalui teori social-padagogis ini, pengembangan media pembelajaran
berorientasi pada tujuan agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara
bersama-sama dengan siswa lain atau dengan penutur asli melalui interaksi
dengan media komunikasi berbasis ICT.
d.
Pertimbangan Ekonomis.
Saya pernah
mengadakan penelitian di salah satu MTs Negeri yang ada di Kab. Pasuruan.
Madrasah ini kurang memiliki sarana dan sumber belajar yang reprsentatif bagi
proses pembelajaran bahasa Arab. Bayangkan dengan jumlah siswa 960, saya tidak
mendapati satu laboratorium bahasa. Tetapi yang cukup menarik perhatian, bahkan
mungkin menarik untuk dicontoh, yaitu guru bahasa arab yang ada di madrasah
tersebut bisa dikatakan cukup kreatif.
Dengan
sarana yang cukup minim mereka mampu memanfaatkan sarana dan sumber belajar
yang ada dijadikan sebagai basis pengembangan media, karena dalam waktu sekejap
tidak mungkin bisa membuatkan beberapa laboratorium bahasa yang bisa diakses
oleh 960 siswa, maka melalui pemberdayaan fasilitas yang ada di madrasah,
guru-guru tersebut mengembangkan media-media berbasis ICT, dengan jumlah biaya yang
tidak terlalu besar.
Pertimbangan
ekonomis yang dimaksudkan di sini adalah mengembangkan media tidak harus
menguras saku, tetapi melalui sarana dan sumber belajar yang ada dimanfaatkan
secara maksimal.
4.
Jenis-Jenis
Media Pembelajaran:
Jenis-jenis media pembelajaran jika
ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan
manusia untuk memperoleh pengetahuan , maka media diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu: media pandang (visual/bashariyah), media dengar (audio/sam’iyah),
dan media pandang dengar (sam’iyabashariyah/ audiovisual).
Adapun
penjelasan tentang jenis-jenis media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Media Pandang
(visual/ bashoriyah).
2) Media Dengar(
Audio)
5.
Jenis-Jenis
Media Pembelajaran Bahasa Arab:
1. Media
Pembelajaran Mufrodat
2. Media
Pembelajaran Qowaid
Media Pembelajaran
Keterampilan Bahasa Kemampuan berbahasa secara konvensional meliputi empat
jenis kemampuan, diantaranya :
a)
Kemampuan menyimak (istima’), untuk memahami bahasa yng digunakan
secara lisan.
b)
Kemampuan berbicara (kalam), untuk mengungkapkan diri secara lisan.
c)
Kemampuan membaca (qiro’ah), untuk memahami bahasa yang diungkapkan
secara tertulis.
6.
Pakem dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran
yang membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas, terutama kemampuan guru
dalam memanfaatkan media yang bisa
menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat
dan mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran baik secara mandiri
ataupun kelompok. Sejauh ini belajar bahasa Arab masih kurangdiminati masyarakat jika dibandingkan dengan
bahasa-bahasa yang lain.
Hal ini karena pada umumnya bahasa Arab tidak
menggema dalamlingkungan kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu adanya suasana
yang dapatmenumbuhkan minat siswa yang lebih akan belajar bahasa arab.
Salah satu cara untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan dalam
pembelajaran adalah dengan bermain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
media pembelajaran yang dapat menarik minat
dan mengaktifkan semua siswa dalam proses belajar mengajar bahasa arab.[7]
7.
Dasar
Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Menentukan jenis media pembelajaran dengan tepat
b.
Menetapkan atau memeperhitungkan subjek dengan tepat
c.
Menyajikan media pembelajaran dengan tepat
d.
Menepatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan
situasi yang tepat
e.
Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.
f.
Pemilihan media harus secara objektif,
g.
Memiilih
secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu.
h.
Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik
lingkungan.
Beberapa manfaat
yang dapat diperoleh karena peran media pembelajaran dalam bahasa arab berbasis
IT antara lain :
·
Dapat memberikan sebagian
besar informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
·
Pembelajaran menjadi lebih
menarik
·
Dapat mengakses tugas
kuliah dengan mudah tanpa bergantung dengan guru atau pendidik
·
Bahan pembelajaran lebih
jelas maknanya sehingga mudah dipahami
·
Metode mengajar menjadi
lebih bervariasi dan membuat siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
·
Siswa dapat lebih banyak
melakukan kegiatan pembelajaran tanpa harus langsung dengan bimbingan guru
·
Memberikan metode baru
dalam pembelajaran dalam bidang IT.[9]
Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat
membawa keberhasilan belajar dan mengajar di kelas, menurut Levie dan Lentz
(1982), itu karena media pembelajaran khususnya media visual memiliki empat
fungsi yaitu:
a.
Fungsi atensi,
yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi dan pelajaran.
b.
Fungsi afektif,
yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
c.
Fungsi
kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
d.
Fungsi
compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara
verbal.[10]
[6] Lihat: http://yanstone-dhieramdhanies.blogspot.com/2013/02/makalah-konsep-umum-media-pembelajaran_1572.html
[7]
http://www.scribd.com/doc/49911632/jurnal-pembelajaran-bahasa-arab-aktif-dengan-media-permainan
[9] Lihat: http://putriarmita.wordpress.com/2011/11/03/media-pembelajaran-bahasa-arab-berbasis-it-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar